Skip to content

Santri Pesantren Nurul Falah Bengkulu Tidak Lagi Bergantian Membaca Al-Qur’an

“Bismillah… ayo kita berangkat,” ajak Muhammad Saripudin kepada Hendra dan Alam. Ketiganya adalah relawan Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) yang tengah bersiap menunaikan tugas mulia: menghadirkan al-Qur’an ke pelukan para santri di pelosok dan pedalaman.

Perjalanan kali ini memakan waktu sekitar empat jam. Beberapa tempat tujuan distribusi program Tebar Sejuta Al-Qur’an antara lain Pondok Pesantren Nurul Falah dan TPQ Al-Abidah di Desa Fajar Baru, Kecamatan Ketahun. Selain itu, Majelis Taklim Raudatul Janah serta SDN 179 di Desa Air Lelangi, Kecamatan Ulok Kupai.

Untuk mencapai lokasi tersebut, relawan harus melewati jalan berliku di pesisir pantai, menembus perkebunan karet dan sawit, serta tak jarang diguyur gerimis di tengah perjalanan. Bahkan, mereka sempat bermalam di sebuah masjid sebelum melanjutkan perjalanan esok harinya.

Namun perjalanan tak selalu mulus. Baru satu jam berjalan, ban sepeda motor yang dikendarai Muhammad pecah. Sepeda motornya oleng, hampir saja dus berisi mushaf al-Qur’an terjatuh. “Saat sampai di Desa Lais, salah satu motor kami bannya pecah,” kenang Muhammad.

Meski demikian, dengan izin Allah mereka akhirnya tiba di tujuan. Rasa syukur dan haru pun terucap dari penerima manfaat. Ustadz Choerul Anam, pimpinan Pondok Pesantren Nurul Falah, menyampaikan kegembiraannya, “Alhamdulillah, jazakallahu khairan katsiran. Kini santri tidak lagi bergantian membaca al-Qur’an.” Ia pun mendoakan para pewakaf, relawan, dan donatur agar senantiasa mendapat limpahan berkah.

Kebahagiaan yang sama tampak di wajah puluhan santri TPQ Al-Abidah. “Terima kasih, kami dapat al-Qur’an dan Iqro baru,” seru mereka dengan raut penuh semangat. Ustadz Ahmad Suyono, Ketua TPQ Al-Abidah, menambahkan, “Kami sangat terbantu dengan adanya wakaf al-Qur’an dan buku Iqro ini.”

Ustadzah Intan Ma’rufah Sari, Ketua Majelis Taklim Raudatul Janah berujar, “Semoga Allah memberi keberkahan.”

Menurut Muhammad, di pelosok dan pedalaman Bengkulu masih banyak pesantren, TPQ/A, majelis taklim, dan mushala yang membutuhkan al-Qur’an, buku Iqro dan sarana ibadah lainnya.

“Oleh karena itu, mari kita terus berwakaf dan ikut menyebarkan cahaya al-Qur’an,” ujar Muhammad.*Dadang Kusmayadi/sejutaquran.org