Baru-baru ini, Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) menyalurkan wakaf al-Qur’an dan buku Iqro ke TPQ Miftahul Ulum.
TPQ Miftahul Ulum merupakan salah satu lembaga pendidikan Al-Qur’an yang berdiri sejak tahun 1998 atas prakarsa Abi Thayib. Letaknya sekitar 30 km dari pusat kota. Berlokasi di Desa Seunubok Dalam Masjid, Kecamatan Bendahara, Kabupaten Aceh Tamiang.
Bangunan TPQ Miftahul Ulum berada satu atap dengan sekolah PAUD setempat. Karena itu, kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan pengaturan waktu yang menyesuaikan penggunaan gedung. Pada pagi hari, gedung digunakan untuk kegiatan sekolah PAUD, sedangkan sore hari dialihfungsikan untuk kegiatan madrasah dan pengajaran al-Qur’an.
Kegiatan belajar di TPQ dilaksanakan setiap sore, mulai pukul 15.00 hingga 17.00 WIB. Meskipun sarana dan prasarana masih sederhana, TPQ Miftahul Ulum tetap aktif dan diminati masyarakat.
Dengan semangat dakwah dan pendidikan al-Qur’an, TPQ Miftahul Ulumterus berupaya mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia. Dukungan masyarakat serta dedikasi para guru menjadi kunci keberlangsungan lembaga ini hingga saat ini.
Para santri TPQ Miftahul Ulum dibimbing oleh enam orang guru yang penuh dedikasi, yakni Faridah, Nurhayati, Purwa Ningsih, Dara Khairathunisa, Sri Rahayu, dan Linda Sari. Dengan kesabaran dan keikhlasan, mereka membimbing para santri agar mencintai dan memahami kalam Allah sejak dini.
Dalam suasana penuh haru, Ustadzah Faridah menyampaikan rasa terima kasihnya.

“Alhamdulillah, terima kasih kami sampaikan kepada Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah yang telah memberikan wakaf al-Qur’an dan buku Iqro. Insya Allah, ini sangat bermanfaat bagi kami dan para santri,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Ungkapan senada disampaikan oleh Ustadzah Nurhayati.
“Semoga para donatur senantiasa diberi umur panjang, kesehatan, dan keberkahan hidup oleh Allah SWT,” tuturnya penuh doa.
Sementara itu, Chairul, salah seorang relawan yang dengan penuh semangat mengantarkan amanah wakaf tersebut, mengingatkan bahwa perjuangan belum usai.
“Masih banyak saudara-saudara kita di pelosok Aceh Tamiang yang membutuhkan al-Qur’an, Iqro, dan sarana ibadah lainnya. Karena itu, mari kita terus bantu mereka. Dukungan kita adalah semangat bagi mereka untuk terus belajar dan berjuang,” ujarnya tulus.
Keceriaan pun terpancar dari wajah para santri. Riski Maulana, Fatih, dan Arsya tak mampu menyembunyikan rasa gembira mereka.
“Alhamdulillah, dengan al-Qur’an baru ini kami jadi lebih semangat mengaji,” ucap mereka serentak dengan senyum penuh kebahagiaan.
Begitu pula dengan santri putri, Aisyah, Salbiah, dan Nana Mardiana, yang turut menyampaikan rasa syukur mereka.
“Jazakumullahu khairan katsiran! Wakaf al-Qur’annya mantap, Allahu Akbar!” seru mereka dengan penuh semangat dan sukacita.
Di balik mushaf-mushaf baru yang kini menghiasi rak-rak sederhana di TPQ Miftahul Ulum, tersimpan doa, harapan, dan semangat baru untuk terus menyalakan cahaya al-Qur’an di pelosok Aceh Tamiang.*Dadang Kusmayadi/sejutaquran.org