Siang itu, akhir Januari 2021, terik matahari menyengat kulit. Relawan Search And Rescue (SAR) Hidayatullah dan Persaudaraan Da’i Indonesia (Pos Dai) berangkat dari kota Palu menuju Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an (PPTQ) Hidayatullah Watatu.
Watatu adalah sebuah desa di Kecamatan Banawa Selatan, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Lokasinya sekitar 27 kilometer dari ibukota Kabupaten Donggala ke arah selatan.
Setelah menempuh perjalanan selama dua jam akhirnya tim sampai tujuan. Di sana tampak berdiri satu rumah ustadz, satu asrama santri dan pengasuh berukuran 6×8 meter persegi serta gazebo. Hampir semua kegiatan belajar mengajar dilakukan di gazebo tersebut, termasuk shalat fardhu, karena belum ada mushalla atau masjid.
“Ahlan wa sahlan,” ujar Ustadz Hafidz al-Mandary, pimpinan PPTQ Hidayatullah Watatu dengan raut wajah sumringah menyambut kedatangan kami. Tak terkecuali para santriwatinya.
Pada kesempatan itu, kami membagikan al-Qur’an dari Yayasan Wakaf al-Qur`an Suara Hidayatullah (YAWASH) untuk santriwati PPTQ Hidayatullah Watatu.
“Alhamdulillah, kami sangat berterima kasih kepada Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah atas pemberian wakaf al-Qur’an ini. Al-Qur’an ini akan terus dibaca oleh santriwati di sini,” ungkap Ustadz Hafidz.
“Insya Allah, ini akan menjadi amal jariyah kebaikan dan keberkahan yang tak akan berhenti bagi pewakaf al-Qur’an,” imbuhnya, diamini seluruh santriwati yang hadir.
PPTQ Watatu dibangun pada pertengahan 2020, di atas tanah seluas 5.000 meter persegi. Tanah tersebut merupakan wakaf dari Hj. Sitti Hara. Ustadz Hafidz yang ditugaskan oleh DPW Hidayatullah Sulteng bersama pengurus lainnya pun memulai pembangunan PPTQ. Respons masyarakat sangat baik dan mendukung keberadaan pesantren khusus tahfizh ini.
Kini, jumlah santriwati PPTQ sebanyak 25 orang dengan 3 orang pengasuh. Mereka datang dari berbagai daerah, termasuk dari Timika, Papua. Rata-rata berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah. Santri di sini tidak dipungut biaya alias gratis. “Alhamdulillah, bantuan Allah datang dari segala arah,” ujar Ustadz Hafidz.
“Banyak yang datang membantu. Ada yang bawa bantuan bahan bangunan, ada juga berupa uang, bahkan ada juga yang bawa Ikan, sayur, dan ubi,” katanya penuh rasa syukur.
Menurutnya, selain ada santri yang tinggal di pondok, juga ada santri yang pulang-pergi. “Kami tidak hanya menerima santri berasrama. Ada juga santri yang pulang-pergi. Mereka anak-anak kampung sekitar. Datang setiap hari untuk belajar ngaji. Mereka bersemangat sekali belajar agama, datang setelah Zuhur dan ada juga yang setelah Maghrib,” paparnya.
Selain mengajar, Ustadz Hafidz juga aktif mengisi pengajian rutin untuk masyarakat umum. Waktunya sebulan sekali. Pengajian tersebut bertempat di masjid kampung Watatu.
Tentu, mereka sangat senang mendapatkan al-Qur’an dari Anda. Masih banyak saudara Muslim di pelosok Tanah Air yang membutuhkan al-Qur’an. Oleh karena itu, yuk, mari kita bantu mereka.*M. Toyyib Mubarok, Dadang Kusmayadi/sejutaquran.org