Sulawesi Utara (Sulut) adalah salah satu provinsi yang terletak di ujung utara Pulau Sulawesi. Ibukotanya terletak di kota Manado.
Provinsi ini mempunyai beberapa kabupaten dan kota, di antaranya Kota Manado, Kota Bitung, Kota Tomohon, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan lain-lain.
Pada suatu kesempatan, Ahad, 30 Januari lalu, Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) bersinergi dengan Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Hidayatullah Sulawesi Utara (Sulut) serta Baitul Maal Hidayatullah (BMH) me-launching program “Tebar 10.000 Al-Qur’an se-Sulawesi Utara” dalam acara Rapat Kerja Wilayah (Rakwerwil) Hidayatullah Sulawesi Utara.
“Alhamdulillah kami bisa bersinergi dan berkolaborasi program,” ujar Sekretaris DPW Hidayatullah Sulut, Muhammad Taufikurrahman.
“Masih banyak TPA, majelis taklim, masjid, dan pesantren di pelosok Sulawesi Utara yang sangat membutuhkan al-Qur’an dan buku Iqra’,” katanya.
Beberapa hari kemudian selepas acara tersebut, para da’i langsung menyebar ke beberapa tempat untuk menyerahkan al-Qur’an. Ada beberapa pesantren, TPA/TPQ, majelis taklim, masjid, dan mushala yang menerima manfaat dari program “Tebar 10.000 Al-Qur’an se-Sulawesi Utara” ini.
Diantaranya yaitu Pondok Pesantren Hidayatullah Desa Adow, Griya Tahfidz al-Qur’an di Kecamatan Lolak, kampus Tahfidz International di Kelurahan Biniha, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, dan TPQ beserta Majelis Taklim Muallaf Babussalam di Kampung Ambon, Kecamatan Likupang, Kabupaten Minahasa Utara.
“Alhamdulillah, saya sampaikan ucapan terima kasih kepada Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah atas pemberian al-Qur’annya. Semoga pahala jariyahnya terus mengalir kepada pewakaf, pengelola yayasan, serta para ustadz,” ujar Ratna M. Lubis, Ketua TPQ dan MT Muallaf Babussalam.
Menurut Ratna, TPQ dan majelis taklim ini menjadi solusi bagi anak-anak dan muallaf untuk belajar agama. “Saat ini santri TPQ sekitar 40 orang, dan muallafnya ada 30 orang,” imbuhnya.
Senada dengan Ratna, imam Masjid Babussalam, Bakri Basoa juga menyampaikan ucapan terima kasih. “Alhamdulillah, kami bersyukur mendapatkan al-Qur’an. Insya Allah al-Qur’an ini sangat bermanfaat bagi kami,” ujarnya.
Kebahagiaan juga dirasakan para santri tahfidz Pondok Pesantren Hidayatullah Palaes dan Majelis Taklim al-Qana’ah, Desa Palaes, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara. Mereka senang mendapatkan al-Qur’an baru. Sehingga menambah semangat mereka dalam belajar mendalami al-Qur’an.
Selain itu, penerima manfaat wakaf al-Qur’an ini adalah masyarakat korban bencana banjir dan longsor di Kepulauan Sangihe. “Untuk wilayah Minahasa Utara serta Sangihe, itu mayoritas penduduknya Nasrani,” ujar Taufikurrahman.
Menurutnya, para penerima manfaat wakaf al-Qur’an banyak berada di daerah yang masih kategori pelosok, dimana jarak dengan Ibukota kabupaten dapat memakan waktu 1 hingga 2 jam dengan kendaraan pribadi, karena kendaraan umum masih sangat terbatas. “Karena itu, mari bantu mereka dengan berwakaf al-Qur’an,” ajaknya.
Di pelosok negeri ini, ribuan santri yang sedang menimba ilmu agama masih amat membutuhkan al-Qur’an.
Yuk, kita bantu mereka dengan berwakaf al-Qur’an. *Dadang Kusmayadi/sejutaquran.org