Bencana erupsi Gunung Semeru pada Sabtu, 4 Desember 2021 lalu merupakan yang terparah dalam beberapa tahun terakhir. Tak hanya korban jiwa, muntahan dari gunung tertinggi di pulau jawa tersebut menyapu sejumlah desa dan mengubur beberapa lainnya. Aliran lahar ditambah hujan deras menerjang rumah-rumah hingga hancur tak berbentuk atau bahkan hanya menyisakan pondasi. Sementara, Awan Panas Guguran (APG) membuat berhektar-hektar ladang dan kebun rusak dan gagal panen. Tak selesai di situ, menimbun perkampungan dan menjadikan atap-atap rumah warga sejajar dengan mata kaki.
Dalam musibah seperti itu, tentu setiap uluran tangan dan bantuan dibutuhkan dan menjadi berharga, tak peduli nilainya. Berbagai bantuan sendiri telah berbondong-bondong datang ke posko-posko pengungsian di wilayah terdampak erupsi Gunung Semeru sejak hari pertama setelah letusan.
Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) bekerjasama dengan SAR Hidayatullah pun turut menyalurkan bantuan pada Rabu (22/12/2021) untuk warga terdampak erupsi Gunung Semeru.
Bantuan berupa wakaf al-Qur’an dan perangkat alat shalat tersebut diserahkan kepada takmir mushalla atau masjid di wilayah yang terdampak. Salah satunya kepada Abdul Ghofur, pengurus Mushalla Al-Amin, yang terletak di Dusun Gumuk Mas, Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur.
“Alhamdulillah, terima kasih kepada Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah atas bantuannya,” ujar Abdul Ghofur.
Abdul Ghofur yang juga menjadi imam sehari-hari tinggal bersebelahan dengan mushalla tersebut. Rumahnya sendiri telah menjadi Posko Bersama yang dikelola oleh Baitul Maal Hidayatullah (BMH) dan SAR Hidayatullah sejak awal erupsi terjadi.
“Sejak awal erupsi sudah jadi posko. Sempat juga menampung pengungsi beberapa hari pertama erupsi,” ungkap Abdul Ghofur.
Selain shalat lima waktu, Mushalla Al-Amin juga menjadi tempat anak-anak warga sekitar mengaji setiap bakda Maghrib. “Untuk orang dewasa, ada tadarusan setiap malam Selasa. Kalau malam Minggu, ngaji bergilir di rumah-rumah warga,” tutur Abdul Ghofur.
Kegiatan tersebut terhenti setelah bencana terjadi, namun sebagai gantinya, relawan SAR Hidayatullah-BMH mengadakan Sekolah Ceria, program trauma healing yang difokuskan kepada anak-anak warga yang terdampak bencana. Kegiatan tersebut dilakukan di pelataran posko setiap paginya dan di Musholla Al-Amin pada malam harinya.
Aktivitas warga di Desa Supiturang sendiri perlahan mulai berlangsung normal. Anak-anak telah kembali bersekolah dan orang dewasa mulai dapat bekerja. Pengajian pun dharapkan kembali dapat dimulai. Pada Kamis, 6 Januari 2022, Abdul Ghofur mengirimkan foto kepada kami yang menunjukkan para jama’ah shalat di mushallanya memegang mushaf al-Qur’an.
“Maturnuwun (terima kasih) kepada setiap yang mewakafkan al-Qur’an kepada kami,” ujar Abdul Ghofur sekali lagi.
Tak hanya Musholla Al-Amin, YAWASH juga meyalurkan bantuan serupa ke beberapa musholla dan masjid lain di Dusun Gumuk Mas. Di antaranya ada Musholla Miftahul Ulum dan Masjid An-Nur, masjid utama di dusun tersebut.* Fida Ahmad/sejutaquran.org