Sejumlah desa yang merupakan benteng Islam di Lembah Baliem ini membutuhkan pembinaan dan Al-Qur’an lebih banyak. Pertumbuhan pemeluk Islam di Papua terus meningkat. Saat ini jumlah ummat Islam di sana diperkitakan mendekati angka 1 juta jiwa yang tersebar di kantong-kantong pemukiman “tradisional” sekitar kawasan pesisir di bagian barat ke selatan seperti di Raja Ampat, Teluk Bintuni, Babo, Inanwatan, Kokoda, Kokas, Fakfak, Kaimana, Teluk Arguni sampai Kayu Merah di Distrik Teluk Etna.
Pun demikian, di kawasan Budaya Animha (Merauke), walaupun tidak banyak, namun terdapat juga komunitas Muslim Papua di Okaba dan Asmat. Perjalanan syahadat masyarakat Papua yang cukup fenomenal adalah apa yang terjadi di daerah Pegunungan Tengah Papua, di Kampung Walesi, di mana secara berbondong-bondong masyarakat, menerima Islam sebagai agama mereka, yang dimotori oleh kepala suku Aipon Asso.
Saat itu (1974) muncul berita mengejutkan, yaitu masuk Islamnya “Kepala Suku Perang” Aipon Asso. Keislaman Aipon Asso diikuti oleh 600 orang warganya di Desa Walesi. H.Aipon yang waktu itu sudah berusia 70 tahun menjadi kepala suku yang sangat disegani di seluruh Lembah Baliem. Wilayah kekuasaannya membentang hampir 2/3 cekungan mangkuk Lembah Baliem.
Dia benar-benar sosok Kepala Suku Muajahid yang sangat diperhirungkan di kawasan ini. Bahkan ketika dia baru pulang dari menunaikan ibadah haji (1985), dengan mengenakan surban dan baju gamis panjang, secara demonstratif dia turun ke jalan dan melakukan pawai di pusat Kota Wamena sambil mengerahkan ratusan warganya yang masih mengenakan koteka dan bertelanjang dada.
Dari Walesi, Islam Islam terus menyebar ke 12 kampung lain disekitarnya. Kampung-kampung itu adalah Hitigima, Air Garam, Okilik, Apenas, Jagara, Ibele, Araboda,Megapura, Pasema, Mapenduma, Kurulu dan Pugima.
Kampung Walessi yang berada di Distrik Wamena Kabupaten Jayawijaya ini dikenal sebagai “Perkampungan Muslim Tertinggi di Dunia” berada pada ketinggian 3000 di atas permukaan air laut dengan suhu rata-rata 14 – 26 Derajat Celcius. Kampung Walesi menjadi pusat pengembangan dan dakwah Islam “Islamic Center” bagi daerah-daerah sekitarnya di Pegunungan Tengah Papua.
Beberapa waktu lalu tim dari Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah berkunjung ke Kampung Walesi tersebut. Tim Yayasan disambut senyum khas masyarakat muslim Walesi ini yang diiringi salam “assalamualaikum” penuh kehangatan.
“ Alhamdulillah, setelah melalui penerbangan sekitar 30 menit dari kota Jayapura, kami tiba di bandara Jayawijaya dan selanjutnya dilanjutkan dengan menyalurkan Al-Qur’an kepada kepada masyarakat Walesi. Belum banyak, baru 160 eks, ” kata Yusuf Qardhawi, selaku kepala rombongan. Di kampung Muslim Walesi ini terdapat sebuah madrasah bernama Merasugun Asso, masjid Al-Aqsa dan aktivitas pondok untuk anak-anak muslim Papua, khususnya yang berasal dari Lembah Baliem.
“Secara keseluruhan masyarakat di kawasan Lembah Baliem ini membutuhkan ribuan Al-Qur’an,” kata Muzakkir Asso. “Akan tetapi akan lebih baik kalau diiringi juga dengan para dai yang mengajarkan mengaji,” tambah pria kelahiran Walesi yang saat ini menjadi PNS di Jayapura.
Saat ini ummat Islam di kawasan Lembah Baliem Jayawijaya sebanyak 8000 an orang dengan jumlah rumah ibadah sebanyak 13 buah.