Siang itu, suara azan berkumandang. Pertanda bagi yang beragama Islam untuk melaksanakan shalat Zuhur.
Beberapa orang pria berseragam biru memasuki mushala. Sementara, di dalam mushala yang berukuran 10×10 meter persegi itu sudah duduk rapi sekitar 50 orang perempuan. Mereka mengenakan mukena berwarna biru dan menggelar sajadah. Ada 1 shaf pria dan 5 shaf perempuan. Pelaksanaan shalat masih berjarak karena harus mengukuti protokol kesehatan.
Pada Rabu, 1 Desember 2021, Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) menyerahkan al-Qur’an, buku wirid pagi-sore, majalah, dan buku-buku Islam untuk penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA yang beralamat di Jalan Bambu Asri No.1, Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur.
“Alhamdulillah, kami sampaikan terima kasih banyak kepada Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah atas pemberian al-Qur’an, buku wirid pagi-sore, majalah dan buku-buku Islamnya,” ujar Ari Budiningsih, Kasi Binadik, yang didampingi Elang Kartini, Kasubag Tata Usaha Lapas Perempuan kelas IIA, Pondok Bambu, Jakarta.
“Mohon maaf Kalapas, Ibu Herlin Candrawati tidak bisa hadir karena hari ini ada beberapa kegiatan yang harus dihadiri beliau,” imbuhnya.
Ari pun mendoakan. “Semoga Allah mencatat amal baik para pewakaf dan pahalanya menjadi bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Aamiin.”
Sementara itu, salah seorang narapidana atau warga binaan pemasyarakatan (WBP) menyampaikan ucapan terima kasihnya.
“Saya atas nama warga binaan Lapas Perempuan kelas IIA Jakarta mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah karena hari ini mendapatkan al-Qur’an, buku wirid pagi-sore, majalah dan buku-buku bacaannya,” ungkapnya.
Sekretaris YAWASH, M Azmi menyampaikan pentingnya membaca al-Qur’an. “Mohon nanti al-Qur’annya dibaca jangan disimpan saja,” ujarnya. “Al-Qur’an sebagai pedoman hidup kita, maka sudah seharusnya kita berpedoman kepada al-Qur’an. Berkahnya luar biasa. Pahalanya luar biasa, membaca satu huruf mendapat sepuluh kebaikan,” papar Azmi memotivasi.
Menurut Ari Budiningsih, jumlah WBP di Lapas Perempuan Pondok Bambu saat ini berjumlah 334. Sebanyak 270 orang beragama Islam dan 64 non-Muslim.
Dari jumlah tersebut sekitar 80 persen terlibat kasus narkoba. Dan hukuman paling tinggi yaitu hukuman mati.
Semangat Mengaji
Selama di tahanan, WBP mendapat pelatihan dan pembinaan. Untuk pelatihan keterampilan ada tata boga, merajut, membatik, dan berkebun. “Di sini juga ada taman edukasi seperti kebun hidroponik dan taman bacaan,” ujar Ari.
Sedangkan kegiatan lainnya yang bersifat pembinaan disesuaikan dengan agama masing-masing narapidana. Untuk yang beragama Islam setiap harinya ada kegiatan belajar Iqra’, membaca al-Qur’an One Day One Juz. “Bahkan ada juga kajian keislaman secara virtual setiap pagi dan siang. Sedangkan kegiatan tentative yaitu qasidah dan hafalan surah al-Qur’an,” ungkap Ari.
Para narapidana antusias mengikuti berbagai kegiatan.
Masih banyak saudara kita yang memerlukan al-Qur’an dan sarana ibadah lainnya, termasuk Lapas-lapas yang ada di negeri ini. Yuk, kita bantu mereka dengan berwakaf al-Qur’an.*Dadang Kusmayadi/sejutaquran.org