Anissa terlihat menyungging senyum. Gadis berkerudung coklat itu pun sangat bahagia. “Alhamdulillah, saya senang dapat al-Qur’an baru,” ujar santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) Al-Mubarraq ini.
Yusuf bersama beberapa santri lainnya juga menyampaikan ungkapan serupa, “Assalamu’alaikum, kami santri TPA Al-Mubarraq mengucapkan terima kasih kepada YayasanWakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah dan para donatur yang telah mewakafkan al-Qur’annya kepada kami.”
“Saya atas nama keluarga besar Yayasan Masjid Al-Mubarraq mengucapkan jazakallah ahsanul jaza kepada YayasanWakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah yang telah memberikan bantuan berupawakaf al-Qur’an,” ujar Ustadz Jahid Muhammad Iqbal, Sekretaris TPA Al-Mubarraq.
Ustadz Jahid lantas mendoakan para pewakaf, “Semoga apa yang diberikan menjadi bermanfaat bagi pendidikan Qur’an kami dan menjadi keberkahan bagi semuanya,” imbuhnya.
Senada dengan itu, Ustadzah Aina Nur, menyampaikan pula ungkapan terima kasihnya. “Semoga apa yang diwakafkan menjadi berkah dan menjadi amal ibadah yang diterima oleh Allah,” katanya.
Pada Februari lalu, YayasanWakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) memberikan al-Qur’an kepada santri TPA Al-Mubarraq. “Al-Qur’an yang kami berikan tidak banyak, namun ini bukti kepedulian kami untuk mendukung program pemberantasan buta huruf al-Qur’an. Semoga bermanfaat,” ujar M. Azmi, sekretaris YAWASH.
TPA Al-Mubarraq didirikan pada tahun 2011 di bawah naungan Yayasan Masjid Al-Mubarraq. Kala itu, tahun 1960 (alm) Ustadz Ajug dan (alm) Ustadzah Mamah Ikrimah mendirikan dan sekaligus menjadi pengurus yayasan.
Kini, lembaga pendidikan ini diteruskan oleh anaknya yaitu Ustadz Paridudin. Dan ketua yayasan diamanahkan kepada Ustadz Deding Syarifudin.
TPA ini beralamat di Kampung Lembur Jami, RT.001, RW.004, Desa Cimanggis, Kecamatan Cicantayan, Sukabumi Regency, Jawa Barat.
Alhamdulillah seiring dengan perjalanan waktu, jumlah santri terus bertambah. Para orangtua yang mayoritas tani tersebut senang dengan keberadaan TPA tersebut.
Saat ini, jumlah santrinya 100 orang lebih. Mereka berasal dari warga sekitar Cimanggis dan kebanyakan jamaah masjid.
Ada tujuh pengajar yang senantiasa mendampingi para santri. Kegiatan mengaji santri di TPA ini dibagi tiga; yang kecil, usia 3-5 tahun dimulai jam delapan pagi sampai Dzuhur. Santri usia 6-12 tahun mengaji mulai jam 13.00 hingga Ashar. Sedangkan santri remaja dari ba’da Maghrib hingga selesai shalat Isya’. Selain mengaji, mereka menghafal al-Qur’an, membaca tafsir, dan belajar muhadarah (ceramah).
“Anak didik kami, alhamdulillah, selalu menang dalam berlomba hafalan dan tilawatil Qur’an,” ucap Ustadz Jahid.
Masya Allah. Para guru dan santri bersemangat dalam mengajar dan belajar agama, khususnya al-Qur’an.
Masih banyak di pelosok Tanah Air kita yang membutuhkan al-Qur’an dan sarana lainnya. Oleh karena itu, yuk, bantu mereka dengan berwakaf al-Qur’an. *Dadang Kusmayadi