Skip to content

Ekspedisi Wakaf Al-Qur’an di Pelosok Bengkulu

Alhamdulillah hidup,” kata pria itu sambil tersenyum. Pasalnya, sudah berkali-kali menyelah, tetapi mesin sepeda motornya tidak mau hidup.

Bismillahirrahmanirrahim, semoga Allah mudahkan dan lancarkan,” ujar Muhammad Syarifuddin mengawali perjalanannya.

Muhammad Syarifuddin adalah relawan Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH). Ia tinggal di Desa Sumber Agung, Kecamatan Arma Jaya, Kabupaten Bengkulu Utara.

Pada 29-30 April lalu, Muhammad ditemani Hendra dan Begawan Topik menyalurkan al-Qur’an dan buku Iqro’ ketujuh daerah di pelosok Bengkulu Utara, seperti di Desa Pal 30, Kecamatan Lais, Desa Samban Jaya, Kecamatan Batik Nau, dan Desa Marga Bhakti, Kecamatan Pinang Raya. Selain itu, juga di Desa Pagardin, Kecamatan Ulok Kupai.

“Karena sepeda motor terbatas dan yang ada pun kondisinya tidak memungkinkan, sehingga kami harus meminjam sepeda motor,” ujar Muhammad.

Kegiatan ini dilakukan karena ada TPQ, MDTA, dan majelis taklim yang sangat membutuhkan al-Qur’an dan buku Iqro’. “Selain al-Qur’an, buku Iqra’, sebenarnya mereka juga butuh buku-buku bacaan Islami seperti sirah Nabi dan Sahabat, buku panduan doa, buku wirid pagi dan petang,” ujar Muhammad.

Medan yang Berat

Untuk menjangkau ketujuh daerah di pelosok tersebut, mereka harus melalui hutan yang berkelok-kelok. Jalannya pun rusak dan licin, bahkan berlumpur. Dari satu tempat ke tempat lain harus memakan waktu 2 sampai 3 jam. Kadang mereka memasuki daerah yang belum dikenal.

Meskipun cukup melelahkan, tetapi mereka tetap bersemangat karena membawa misi mulia yaitu menyebarkan al-Qur’an.

“Daerahnya belum kami kenal, sehingga kami kadang bertanya-tanya ke penduduk,” ujar Muhammad. “Kami coba juga memakai google maps, tapi sinyalnya sering hilang,” imbuhnya.

“Kami sempat berhenti karena sepeda motor mogok,” kata Muhammad, lulusan pesantren tahfidz al-Qur’an ini.

Ketika tiba di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah (MDTA) Al-Barokah, di Desa Pagardin, Kecamatan Ulok Kupai, mereka melihat al-Qur’an yang sudah tidak layak karena robek di sana sini.

Alhamdulillah, kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah yang telah memberi al-Quran dan buku Iqro’ untuk santri,” ujar Imam Mawardi, Ketua MDTA Al-Barokah penuh syukur.

Menurut Imam, MDTA Al-Barokah didirikan pada tahun 2008, dan saat ini ada 25 santri yang belajar setiap harinya.

Sementara itu, di tempat yang lain, Mulyani, Ketua Majelis Taklim Miftahul Khair, di Desa Marga Bhakti, Kecamatan Pinang Raya pun mengungkapkan terima kasihnya.

Jazakallah khairan katsiran, insya Allah al-Qur’annya bermanfaat bagi kami,” ujarnya.

Tim wakaf juga mengunjungi Majelis Taklim Sa’adatunnisa. “Semoga Allah SWT limpahkan pahala yang berlimpah bagi para pewakaf al-Qur’an, pengurus Yayasan Wakaf Al-Qur’an Suara Hidayatullah dan para relawan,” ungkap Fatimah, Ketua MT Sa’adatunnisa.

Kebahagiaan juga dirasakan oleh santri dan pengurus TPQ Al-Ikhlas, di Desa Samban Jaya, Kecamatan Batik Nau. Mereka senang mendapatkan al-Qur’an baru. “Matur suwun al-Qur’ane, apik tenan (terima kasih al-Qur’annya bagus sekali),” ujar santri TPQ Al-Ikhlas berbarengan.

Selain itu, ada juga TPQ Al-Fatwa di Desa Pal 30, Kecamatan Lais. Lembaga yang didirikan tahun 2020 ini diketuai oleh Dariyawati. Saat ini, santrinya berjumlah 35 orang.

“Masih banyak di pelosok Bengkulu Utara ini yang sangat membutuhkan al-Qur’an dan buku Iqro’. Karena itu, yuk, kita bantu mereka,” pungkas Muhammad.*Dadang Kusmayadi/sejutaquran.com