Cerahnya cakrawala di atas desa Kadaila siang itu, makin menambah cerahnya wajah ke-59 jamaah pengajian majelis taklim Nurul Iman. Maklum, pengajian rutin yang dilaksanakan setiap tanggal 24 itu kini semua jamaahnya menenteng Alqur’an. “Teman-teman jadi semangat belajar lho, ustadz” ungkap Parti ketua majelis taklim yang sudah berjalan sejak tahun 2007 ini. “Qurannya bagus, mahal dan ada terjemahannya lagi, harus bagus juga semangat ngajinya” kata Suminah yang juga pengurus majelis taklim.
Menurut Parti, sebenarnya ada beberapa anggotanya yang tidak bisa sama sekali baca-tulis al-Qur’an. Namun sekarang alhamdulillah,sejak mendapatkan quran wakaf beberapa orang sudah mulai senang belajar membaca Qur’an meski masih terbata-bata.
Dengan adanya bantuan wakaf Al quran Suara Hidayatullah lewat dai Hidayatullah Mamuju Tengah ini, alhamdulillah semangat jamaah untuk mengkaji quran semakin tinggi. Hal ini bisa dilihat dari tinginya antusiasme masyarakat untuk menghadiri majelis taklim meski dengan memaksakan diri karena paginya harus lebih dulu membantu suami mendodos (memanen buah kelapa sawit dengan mengunakan alat sejenis tombak pipih)
Alhamdulillah sudah hampir empat tahun perjalanan majelis yang dibina dai-dai Hidayatullah ini. Dan selama itu pula, Alhamdulillah Allah masih memberikan keistiqomahan kepada jamaah untuk terus menuntut ilmu.
Desa Kadaila berada di kecamatan Karossa berbatasan dengan wilayah kabupaten Mamuju Utara. Sebagian besar penduduknya adalah transmigran dari pulau Jawa, Bali dan Lombok, Sulawesi Selatan.dan daerah lainya.
Satu hal yang menjadi keprihatinan para orangtua di Kadaila dan di sekitarnya adalah dengan masuknya aliran listrik banyak anak anak dikampung yang mulai meninggalkan pengajian di mushollah. Mereka lebih suka menonton televisi yang program acaranya sangat tidak mendidik. “Kalau tidak diimbangi dengan pembekalan ilmu-ilmu agama yang cukup, pasti akan berdampak buruk bagi pertumbuhan iman generasi yang akan datang, ” jelas salah satu jamaah pengajian yang berprofesi sebagai guru.
Ustad Faruk salah seorang pembimbing majlis taklim Nurul Iman di kampung ini dalam salah satu tausiyahnya mengatakan bahwa, salah satu faktor tidak diamalkannya agama ini dengan benar adalah karena ummat islam tidak faham terhadap kitabnya. Oleh sebab itu beliau berpesan agar para anggota majelis taklim untuk lebih serius lagi dalam belajar Al quran. “ Harus bisa membagi waktu belajar al-Qur’an dan bekerja di kebun,agar cepat faham sehingga dapat mengamalkannya kedalam kehidupan sehari hari” pungkasnya.
Oleh karena itu jamaah majlis taklim di kampung ini bertekat untuk lebih aktif lagi untuk mengikuti kegiatan pengajian. Salah satu rencananya adalah, pengajian rutin bulanan akan diadakan bergilir di setiap rumah, juga lebih fokus pada pemantapan baca-tulis al-Qur’an yang dibimbing langsung tenaga-tenaga berpengalaman.
Dalam kesempatan pengajian tersebut yayasan Wakaf Quran Suara Hidayatullah membagi Alquran kepada 4 mushollah dan 2 masjid. Semoga berkah amiin.