Skip to content

Santri MDTA Roudlotuttholibin Senang Dapat Qur’an Baru

Menjelang Zhuhur, Ahad, 2 Oktober 2022 lalu, tim Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) berangkat menuju MDTA Roudlotuttholibin di Dusun 1, RT 04, RW 01, Desa Air Simpang, Kecamatan Pinang Raya. Kedua MDTA ini berada di Kabupaten Bengkulu Utara. 

Beberapa menit awal perjalanan, jalan yang dilalui masih bagus dan beraspal. Hutan sawit di kanan dan kiri jalan. Tapi setelah menempuh setengah perjalanan, jalannya mulai berkelok, naik turun, dan berbatu. Bahkan sebagian ruas jalan, berupa tanah berlumpur karena usai diguyur hujan semalam. Meski demikian, mereka tetap semangat melanjutkan perjalanan.

“Alhamdulillah, sepeda motor ini masih mampu menembus perjalanan yang cukup menegangkan,” ujar Muhammad Syafruddin, relawan YAWASH.

Alhamdulillah selesai menempuh satu jam perjalanan, tim YAWASH tiba di tujuan. Para pengurus beserta santri MDTA Roudlotuttholibin ternyata sudah menunggu. Mereka menyambut tim YAWASH dengan wajah sumringah dan bahagia. Setelah istirahat sejenak, tim YAWASH kemudian langsung membagikan al-Qur’an.

“Terima kasih, kami dapat al-Qur’an baru,” ujar Diva, seorang santri berkerudung biru dengan motif kotak-kotak sambil tersenyum.

Matursuwun Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah, al-Qurane apik tenan (terima kasih Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah, al-Qur’annya bagus sekali),” ungkap puluhan santri lainnya.

“Alhamdulillah, terima kasih dan semoga bermanfaat bagi kami,” ujar Tegar, salah satu santri kelas 1.

Sama halnya para santri, Ketua MDTA Roudlotuttholibin, Sutaryo mengungkapkan rasa terima kasih. “Jazakumullah khairan kami sampaikan kepada Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah yang telah memberikan al-Qur’an untuk santri.”

“Semoga para donatur, pengurus, dan relawan mendapat pahala yang berlimpah dari Allah SWT,” imbuh pria berusia 53 tahun ini.

MDTA Roudlotuttolibin didirikan pada tahun 2000. Santri yang belajar di lembaga ini bukan saja dari daerah sekitar—ratusan meter, tetapi ada juga yang rumahnya berjarak 2 kilometer dari madrasah. Kini jumlah santrinya ada sebanyak 53 orang, yang diasuh oleh 7 orang guru.

Lembaga ini berjarak 80 kilometer dari kota kabupaten Bengkulu Utara. Mayoritas penduduk Desa Air Simpang berprofesi sebagai petani. Karena itu, masih banyak santri yang kerap membantu pekerjaan orangtuanya.

Masih banyak saudara kita di pelosok negeri ini yang membutuhkan al-Qur’an, buku Iqra’, sarung, dan mukena.

“Yuk, bantu mereka,” ajak Syafruddin.*Dadang Kusmayadi/sejutaquran.org