Skip to content

YAWASH Bagikan Qur’an untuk Santri TPQ Syafa’atul Qur’an Lombok

Siang itu, puluhan santri Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Syafa’atul Qur’an Nahdlatul Wathan (NW) mulai berdatangan. Mereka hendak mengaji. Wajahnya tampak berseri-seri.  

TPQ tersebut tepatnya di RT 009, Dusun Embung Pas, Desa Sigerongan, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara barat (NTB).

Desa ini merupakan satu dari 10 desa dan kelurahan yang berada di Kecamatan Lingsar. Udaranya sejuk dan asri karena tampak pemandangan gunung Rinjani, kebun, dan persawahan.

Bulan Mei lalu, Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) membagikan al-Qur’an wakaf titipan dari para donatur untuk santri TPQ Syafa’atul Qur’an NW.

“Alhamdulillah, saya bersyukur kepada Allah karena melalui Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah para santri mendapatkan al-Qur’an,” ujar Abdurrokib, pendiri dan juga ketua TPQ Syafa’atul Qur’an NW.

“Harapannya, para santri di sini bisa menjadi para penghafal al-Qur’an,” kata Abdurrokib seraya menyampaikan doa. “Semoga bantuan ini menjadi amal jariyah kebaikan bagi para donatur dan pengurus yayasan,” imbuhnya.

Senada dengan Abdurrokib, Hilmayanti dan Nadiya yang mewakili santri lainnya pun menyampaikan ungkapan terima kasihnya. “Atas nama santri TPQ Syafa’atul Qur’an kami mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Wakaf al-Qur’an Suara Hidayatullah dan kepada para donatur. Semoga menjadi amal jariyah yang terus mengalir hingga akhir kelak,” ungkapnya.

Menurut Abdurrokib, TPQ Syafa’atul Qur’an NW ini didirikan pada 5 Juni 2021. Meskipun usianya baru, namun sudah banyak santrinya.

“Saat ini santri yang belajar di TPQ ini berjumlah 200 orang dan diasuh oleh 7 orang guru,” ujar Abdurrokib, yang juga menjadi ketua TPQ ini.

Selain belajar hafalan al-Qur’an, santri juga belajar tahsin, membaca dan menulis al-Quran. Selain itu, program lainnya yaitu majelis taklim, bimbingan bahasa Arab, kajian akhlak, dan fiqih dasar ibadah.

Untuk para santri, belajar mulai dari jam 2 siang hingga jam 5 sore. Karena jumlahnya cukup banyak maka dibagi ke dalam dua kelompok. Mereka dari kalangan kurang mampu.

“Pernah kami tarik untuk uang bulalannya tetapi karena kondisi orangtua kurang mampu maka kami tidak menarik iuran,” ungkap Abdurrokib.

Di pelosok negeri ini, ribuan santri yang sedang menimba ilmu agama masih banyak yang membutuhkan al-Qur’an. Yuk, kita bantu mereka dengan berwakaf al-Qur’an. *Dadang Kusmayadi/sejutaquran.org